Alhamduliilah masih bisa diberi waktu untuk menulis artikel ini, artikel ini khusus sebenarnya untuk diri saya sendiri yang baru bisa kuat dan lebih teliti lagi setelah berkali – kali mendapatkan nasihat yang di ulang – ulang. Kali ini memang ngebahas tentang sabar, kalimat yang mudah dipahami dan sulit dipraktekkan tentunya, semua orang tahu. Tapi yang mau aku ambil sudut pandangnya bukan itu. Padahal jika kalian tahu aqidah itu banyak yang membahas peribadahan hati.
Sabar itu bagian dari Tauhid
Nah kebayang gak ternyata sabar itu bagian dari tauhid?, koq bisa?. Oke ini akan saya urutkan peristiwanya, dan semua tulisan ini sumbernya akan saya cantumkan dibawah untuk mempertanggung jawabkan tulisan.
- Perjalanan pertama Penasaran dari hadist larangan meratapi mayit, semua tahu meratapi mayit ini diwanti wanti terutama wanita (sumber), selain meratpi mayit ini memperberat tanggungan si mayit
- Kajian tentang takdir dimana takdir kehidupan manusia sudah di tuliskan mulai hidup hingga ia meninggal, jika kehidupan tidak sesuai dengan nafsu manusia,(sumber)
- Kajian selanjutnya tentang Riba, dimana sabar adalah salah satu pencegah dan obat dari riba (sumber)
Hingga semua cerita – cerita yang sudah ada di simpulkan oleh kajian ust. Firanda, Bahwasanya cara mengimani Qodo dan Qodar dengan menerima segala hal baik buruknya setiap manusia dengan cara bersabar dan selalu berbaik sangka dengan Allah SWT.
Ada cerita Unik !
Selalu menjadikan cerita orang lain untuk diambil pelajaran, dimana 3 poin yang aku tuliskan diatas memiliki korelasi dengan orang – orang yang aku temui sebelumnya. Yang pertama meratapi mayit, dimana praktik ini masih masif dilakukan orang kalangan saudara nahdiyin di kampung – kampung, dengan semangat untuk berbakti kepada si mayit hingga disempat2kan untuk berhitang, mengambil cicilan, mengeluarkan tabungan dan lainnua untuk melakukan hal tersebut, karena ini sebuah tradisi baiknya sudah tidak relevan lagi karena ilmu sudah masuk di Indonesia baik melalui pesantren maupun Dai – dai yang aktif dimana – mana. Qodarullah beberapa temanpun pernah terbebani dan kini sudah mulai terbuka untuk menerima kajian – kajian dari luar NU.