MMinggu ini,minggu ketiga bulan oktober 2017, saya mendapatkan pelajaran sangat berharga.
Yah ini memang tentang gaya hidup orang – orang baru yang saya temui dalam pekerjaan.
[Cerita 1]
orang pertama ini hidup dengan penuh kesederhanaan. “Mbok gila gua salut setengah mati”. Ceritanya sih anak Reggae yang mainset selalu tertata “nyantai”, awal ceritasih kerumah gua buat jait sama konsultasi tentang biaya pengeluaran ongkos produksi sablon, blala blala blalala beberapa kali kerumah. eits oke lalu gua punya niat buat kerumah teman gua itu. Cari2 alasan biar masuk logika, akhirnya gua dapat alasan kalau mau press sablon plastisol gua, padahal gua punya press baru hihihihihi,
Oke malam itu otw, pas ditempatnya felling gua emang bener, dari gesture percakapan dengan gua, cara beranyanya. Kehidupannya penuh kesederhanaan. Rumah sederhana tapi layak pakai lah. Gua masuk kerumah pertama sih biasa liat bagian tengah rumah, namun dibekang. gila, bagian mester (lantai) masih pakai ubin kayak orang2 dulu, lemari – lemari pakaiannya masih pakai kayu, meja makannyapun khas orang zaman nenek gua mbok gak ada galon adanya kendi berjajar. Ok gua masuk ke ruang kerjanya.
Melalukan aktifitas pekerjaan sebagai tukang sablon, dan tetep gua bercakap cakap, gesture khas orang2 sederhana menang tidak bisa hilang, sret di tengah obrolan kita, teman gua ini membuka lemari kayu yang dari tadi saya perhatikan. Sret ternyata benar prabotan2 disana memang Bener2 masih dipergunakan sebagai manamestinya bukan hanya untuk pajangan saja. Diakhir pekerjaan orang ini langsung melontarkan kalimat, “mas kuranganku 20ewu py?”, seketika tak saut “sekalian mas tak tambahi 20 ae ben penak”. Menandakan dari kalimat ini ” bahwa uang 20 ribu memang sangat berhaga. Sedikit mengulik kehidupannya ane bertanya, “mas koq rung rabi?” (mas koq belum menikah) red. “La iki jek ngewangi mak” (Ini masih membatu ibu) red. saut singkat.
Singkat cerita dari kecil kehidupan teman ane ini sudah terbentuk sifat kesederhanaan, dimana sedari kecil sudah membantu perekonomian orang tua, kakanya yang meranatu ke Solo mengahruskannya menemani sang Ibu di rumah. Tak bisa mengandalkan dari uang yang diberikan oleh Kakaknya dari hasil merantau ia putuskan untuk
nyablon dirumah.
[Cerita 2]
Orang kedua ini sangat kontradiktif dengan apa yang terjadi dengan cerita pertama, cewek yah cewek. jangan berpikir aneh – aneh ini bukan cewek gua hahhahahaha, ini client gua yang ane photo di salah satu tempat wisata di daerah Pacitan. Dua kali sih ketemu client ini. Singkat cerita cewek ini masih SMA kelas 1 maklumin aja kalau masih sikap bocah. hehehehe ane juga mikir – mikir buat nasehatin dilihat dari keadaannya. Orang tuanya sendiri sudah bercerai. Anebilang bisa sangat rentan sekali terpengaruh lingkungan kalau individunya gak kuat, dari observasi ane dampak orang tua yang bercerai terhadap anak, anak mudah marah, mudah sedih, dan hilangya semangat belajar.
Dari orang tuanya mungkin sadar dampak yang akan terjadi dari perceraian, apalagi anak ikut ibunya, sehingga kehidupannya dicukupi, bahkan mungkin bisa dibilang dimanja, la gimana untuk photo session sama ane sendiri di Pacitan bisa nyampe 4 Jutaan padahal itu cuma beberapa hari hehehe. yah ane sendiri barannya gak seberapa, tapi itung2 ane udah di ajak jalan – jalan gartis.
Bersambung.. .