Lokasasi Dolly dan Undercover Prostitusi Surabaya

Gila ngeri bangetkan judulnya?, santai aja bos. Disini gua mau sedikit cerita selama saya (penulis), berkecimpung nyari data, hahahaha nyari data bukan nyari pekerja kelamin. Oke langsung ane mau curhat secara kronologisnya.

Awalnya ane tertarik di dunia persewaan kelamin ini karena diajak teman ane, karena teman ane sendiri udah terjun dulu sebelum ane di dunia pendampingan sosial terutama di eks lokalisasi Dolly.
Awalnya sih buat projeck profile book, yah semacam buku profile yang terkonsentrasi di lokalisasi Dolly, kerjaan ane tiap hari foto – foto kegiatan yang ada di Eks Lokalisasi Dolly, kadang malam, kadang pagi, kadang sore, pokoknya kerjannya gak nentu karena memang yang diburu moment – moment kegiatan di bekas lokalisasi Dolly, sedangkan teman ane sendiri yang ngajak ane terjun kedunia persewaan kelamin. Tiap hari ngorek – ngorek informasi. Jangan dikira mudah nyari informasi di Eks Dolly, tahu kagak?, di bekas lokalisasi Dolly ini warga sudah trauma dengan buruh pena. Karena dulu pas lagi panas – panasnya isu penutupan Dolly, warga sangat terganggu dengan banyaknya keberadaan buruh pena. Seakan warga Eks Dolly terIntervensi dan terIntrogasi dari pekerjaan para bunuh pena.

Client demi client kita korek informasi sejelas mungkin, emang bener susah nyari informasi yang ada, la gimana gak susah?, wong kadang kalau dapat client yang dikorek informasinya mereka pasang tarif, alasannya gak jauh beda “mending saya kerja mas, ketimbang sampean takon-takoni, kerjo oleh duit, sampean takoni malah mbarai lambeku pengar”, (mendinding saya kerja mas, dari pada anda tanya informasi), kerja dapat uang, anda tanyai saya malah bikin mulutsaya kering)red. Yah kadang harus modal sih, buat beli informasi dari mulut mereka, walaupun agak pahit rasanya karena harganya sama dengan sewa kelamin mereka.

Konsentrasi kami pada pekerja yang rentang pendidikan antara SMP sampai Mahasiswa, objek kami ada yang masih bekerja, ada yang istirahat bekerja, dan ada yang memeng benar –benar berhenti bekerja dari dunia persewaan kelamin. Objek yang kami korek informasi ini, kami pilih berdasarkan pengaruh mereka terhadap kelompok mereka atau jaringan meraka, selama masuk jaringan prostisusi mereka banyak hal menarik yang ane dapat. Hehehehe kalau gua mau jadi mucikari meraka, mungkin gua udah kaya yah sekarang, tapi sayang gua masih punya iman, “walaupun kadang ombak badai menerjang iman tetap kokoh, wkwkwkwkw sok religius banget sih loe!”. Yah kadang banyak rejeki kalau lagi ngorek informasi ngeliat tubuh – tubuh molek mereka. Tapi mau bilang gimana lagi?, mereka – mereka itu barang sewaan, harus memikat untuk menarik penyewa.

Ada hal menarik dari motivasi para client kami, saya tekankan sekali lagi!!, client kita adalah pekerja yang memiliki rentang pendidikan SMP hingga Mahasiswa karena dilihat dari usia mereka masih dalam tahap usia pelajar. Ane gak mau cerita masalah pendidikan merekalah pasca penutupan Dolly karena udah pernah ane ceritain di Artikel yang dimuat salah satu majalah, wkwkwkwkw gua juga lupa  majalahnya apa, pokoknya salah satu majalah lokal.

Motivasi paling banyak, yang pertama karena “ngikutin temen – temen”. Hal ini paling banyak terjadi dikalangan anak SMP dan SMA, awalnya mereka takut, namun seiring berjalanya waktu mereka enjoy menikmati kegiatan ini, Masuk dunia persewaan kelaminpun bertahap, tak serta merta mereka masuk kedalam sebuah jaringan. Dukungan pergaulan yang bebas menambah daya dukung, keadaan keluarga yang tidak kondusif dan dibarengi ilmu pengetahuan tentang agama makin meperlancar mereka masuk dunia gelap.

Motivasi paling banyak, yang kedua adalah menunjang gaya hidup, hasil dari bisnis kelamin ini ternyata memang sangat menggiurkan, dengan mudah untuk menutup kebutuhan primer mereka. Kelebihan inilah yang menjadikan individu pemain dengan mudah mendaptkan gaya hidup yang tinggi, Hedonisme, gawai yang terbaru, Tempat wisata mahal dengan mudah mereka nikmati dari hasil pekerjaan gelap ini. Faktor ekonomipun menjadi faktor kesekian dalam objek kami. Faktor ekonomi menjadi faktor nomor satu sebagai motivasi pekerejaan hanya terjadi bagi mereka yang berusia setengah baya, karena tidak adanya pekerjaan yang dapat mereka maksimalkan dari tenaga dan usia mereka, jadilah pekerjaan ini sebagai penyokong kehidupan mereka.

Next time kalau gak bosen nulis, pengen sharing tentang jaringan yang terbangun dari prostusi yang ada, karena ada hal yang menarik dari jaringan prostusi ini. Tahu di Jogja?, nanti aja saya ceritain hubungannya Dolly dan Jogja, ini artikel udah panjang banget, bosen yang baca.

catatan : Cerita diatas berdasarkan sudut pandang kami, dan perolehan objek kami


Foto Barbara, Salah satu tempat paling terkenal di Dolly.

This entry was posted in Tak Berkategori. Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *