Fenomena Wisata Kelamin di Songgoriti Batu

Kali ini ane mau cerita nih, yah gak jauh – jauh dari namanya wisata panas. Nah kali ini emang agak menarik karena emang gak buka – bukaan kayak Dolly di surabaya yang pernah ane share di postingan sebelumnya. Ini di Songgoriti, yah tempat yang kini terkenal dengan sejuta villa yang berada diperbukitan gunung “banyak”, Songgoriti termasuk dusun.

Awal mula ane kenal sih Songgoriti diceritai sama teman SMA ane yang lagi kuliah di UB, tapi kebetulan juga pas ane mau ke wisata paralayang Batu kena Ujan gede banget, mau gak mau yah harus neduh, udah gak bawa jas ujan, tapi lumayan lah ane dibawaain makanan sebelum berangkat sama ibu teman ane, emang berangkatnya agak pagian biar kagak kehujanan. Eh sama aja walaupun agak pagi tetep aja di perjalanan keujanan. Ouh ia ane berangkat dari Surabaya sekitaran jam delapan pagi, tepat jam 12 siang kena ujan di daerah songgoriti. Ane Cuma berdua aja sama teman gua, tenang bro teman ane juga cowok. Neduh di panggakalan ojek area songgoriti.

Gak selang beberapa menit ada seorang pengantar tamu villa yang ikut neduh karena emang ujannya gede banget. Yah biar gak garing gua ajak ngobrollah, yah awalnya basa – basi aja, loe tau kan basa – basi biasanya, yah pertanyaan umum – umum doang. Semakin lama, percakapan kami mengarah ke kehidupan sekitaran songgoriti ini, pemuda yang kisaran umur 26’an tahun ini adalah asli warga songgoriti sendiri. Banyaklah yang diceritain dari pemuda ini karena emang hampir 3 jam’an ane bertiga kejebak ujan. Oke gua skip dari sini karena informasi dari mas – mas pengantar tamu villa ini belum bisa dikatakan 100 persen kebenarannya.
Ane pulang dari Malang masih penasaran nih sama kehidupan di Songgoriti, banyak  omongan yang merumorkan bahwa Songgoriti ini adalah salah satu tempat prostitusi, tapi dari mas – mas pengatar tamu villa ini, di bilang gak ada villa yang menyediakan wanita sewaan, seperti gang sono yang ada di Tretes Pasuruan. Antara percaya gak percaya juga sih. Makin penasaran ane cari informasi – informasi di internet nih, mau cari informasi dimana laagi coba?, mau kesana langsung?, gua aja waktu itu masih kuliah di Surabaya jauh banget kali.

Dari pencarian ane di Internet, ane nemuin Jurnal ilmiah. lumayanlah dari anak Sosiologi Unesa, kalau dari jurnal ilmiah lumayanlah bisa dipercaya. Bangke..!!!, setelah ane baca jurnalnya Cuma hasil peneltiannya aja. Malah bikin penasaran aja, Akhirnya gua cari Skripsinya di perpustakaan kampus. Jreng – jreng akhirnya gua nemu juga. Gua lupa Judul lengkapnya, yang gua inget inti dari skripsi itu struktur rancang bangun kehidupan masyaarakat Songgoriti.

Ane ambil garis besarnya aja yah biar gak bosen bacanya. 

Villa Songgoriti yang berada di dusun Songgokerto ini, merupakan perubahan struktur sosial karena ekonomi. Pak Edi adalah orang yang memprakarsai perubahan keadaan ekonomi masyarakat Songokerto. Yang dulunya bekerja sebagai petani dan berkebun kini beralih ke pramuwisata yang lebih menghasilkan. Dari keterangan bapak Edi bahwa rumornya Songgoriti menjadi tempat persewaan kelamin ini ditepis oleh beliau. Di Songgoriti tidak ada tempat persewaan kelamin.

Namun Pak Edi ini tidak menampik kenyataan bahwa ada oknum pemilik villa yang menyediakan wanita penyedia jasa persewaan kelamin, namun wanita itu bukan dari dusun Songgkerto atau daerah Songgoriti, banyak yang diambil di dari daerah Tretes Pasuruan, itupun harus booking dulu.

Yah harus kenal pemilik villa mas, kalau mau pengen make PS* disini,” kata pak Edi. Sembari wawancara di warung sederhana di salah satu  dusun Songgokerto.

Tak menampik juga Pak Edi juga membenarkan bahwasanya tamu villa bebas dalam membawa pasangan sekamar, ini yang menjadikan Songgoriti ramai di kunjungi muda muda, apalagi ketika Weekend dan hari libur.

Jadi guys, jangan pernah benci dengan cerita kaum papa yang ada didunia ini, banyak hikmah yang diaambil dari mereka, bukan untuk di cela tapi untuk diambil hal positifnya.

Ane juga punya no. telpon pak Edi, sayangnya ada di Kontrakan Surabaya, Kalau butuh bisa hubungi saya saja langsung heheh, biar nanti tak carikan.

Jurnal yang ane maksud dari cerita diatas bisa di lihat disini.



Icon wisata desa Songgoriti

This entry was posted in Tak Berkategori. Bookmark the permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *