“Kehidupan gak hanya cari makan/uang” bisalah ini aku jadikan 2 para frase yang keduanya bertolak belakang, ketika kalimat itu diberikan kepada si miskin, kalimat ini bisa digunakan sebagai tameng atas kehidupan yang telah mencundangi dirinya karena aku yakin setiap manusia akan berusaha sekeras mungkin untuk tidak dipencundangi dunia, tapi apabila kalimat tersebut dilemparkan kepada si berkecukupan akan beda lagi, karena setengah dari kehidupannya hilang direnggut oleh duniawi. Jangan kalian kira kalimat itu efeknya kecil untuk si kaya karena memilki banyak uang, justru sebaliknya orang – orang yang memiliki uang/materi lebih ini akan sangat berbahaya sekali dibandingkan dengan sikaya atau orang yang serba kecukupan tersebut.
Sedikit intermezo, dari suasana 3 bulan terakhir ini karena perubahan pola hidup dan pekerjaan yang dituntut serba menghabiskan waktu. Yups aku pernah didalam dua kehiduapan tersebut Alhamdulillah berawal dari serba keterbatasan dan kini Alhamdulillah serba cukup, akan tetapi setangah kehidupanku dimakan oleh duniawi. #soSad
Jadi gini nih, bebebrapa bulan ini terakhir ini diharuskan untuk kerja ditempat, gak bicarain fee-nya yah soale emang sepadan sih dengan fee yang diberikan, tapi terakhir pekerjaan emang bikin stress banget, bekerja mulai jam 8 pagi hingga jam 6 sore, belum lagi perjalanannya karena jarak yang aku tempuh lumayan sih sekitar 18Km dari tempat kerja hingga rumah, kalau pulang-pergi jadinya 36 KM wah, bakalan tua dijalan dan ngabisin waktu kalau diterus – terukan.
Hingga akhirnya gak sengaja nemu video, pembaca boleh lihat nih video yang aku temukan “Mewaspadai Fitnah Hartawi“, kayak jadi tamparan keras gue sih, kalau habis kerja udah capek. Kadang sholat isyak sama subuh ajah dirangkep, udah hilang waktu – waktu untuk berburu mencari ilmu, entah ilmu apapun itu. Yah kayak keperas ajah sih. Mungkin ini yah bedanya kalau jadi karyawan sama pengusaha, kalau karyawan apapun yang terjadi harus menyesuaikan waktu dan tempat. Kalau pengusaha walaupun kerja 24 jam bisa sesuai dengan apa yang dikehendaki ketika mau berhenti.
Nah dari situ udah mulai di notice dan akhirnya untuk mengakhiri kontrak, Alhamdulillah setelah kontrak berakhir dan mengundurkan diri, kini bisa lebih bernafas lega, walaupun tahu bakan kehilangan gaji. Salah satu perhatianku juga adalah banyaknya para manager yang kurang baik dirumah tangganya, *maaf sedikit mengurusi hal lain, akan tetapi karena waktu yang kurang dengan keluarga menjadikan faktor mereka memiliki hubungan kurang baik dengan keluarga mereka, yah itu informasi yang aku dapat langsung yah dari beberapa pelakunya, dan mungkin jadi salah satu faktor pendukung terbesar lainnya untuk keluar.
Next time ini faktor utama “WAKTU” aku udah mulai jadikan pertimbangan, karena hidup gak hanya perihal uang atau membahagiakan seseorang dengan uang semata, see you next time semoga apa yang aku alami ini menjadikan manfaat dan dapat diambil oleh orang lain kebaikkanya. -ilham