Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita
View this post on Instagram
Didepan penginapan ini ada warung yang rekomendasi sih menurutku untuk sekedar melepas malam sambil nongkrong ngopi – ngopi ajah, diwarung ini menyediakan kopi susu yang lumayan kental kopinya serta dukungan tempat yang klasik berlantai dua tepat didepan massjid agung kota pangkal pinang, selain itu ada beberapa buku lusuh yang ditempatkan di pojok lantai 2 sambil menikmati lalu lintas lumayan nambah informasi dari buku – buku tersebut, tapi kalau dilihat dari lemari buku tersebut jarang sekali dijamah pengunjung. 😀 o_O
Nah berikut kenampakkannya hehehehe, gak aku edit ini asli dari kamera HP.
Dihari selanjutnya berangkat ke daerah Simpang Rimba, dimana kami nyampe pagi sekitaran jam 7’an, dimana ternyata orang – orang disini akan aktif berjualan diatas jam 9 siang. Akhirnya harus kepelabuhan yang berjarak sekitar 1 KM dari tempat kami melakukan pengukuran. Aku sudah berfikir dalam hati bahwa pelabuhan akan bertemu dengan daerah kumuh karena dijawa selalu menjadi hal wajar, apalagi dulu pas dirembang ke TPI-Rembang mau muntah ajah, ehhhh ternyata setelah dipelabuhan.
View this post on Instagram
Ternyata disini nelayannya bukan mencari ikan akan tetapi mencari timah, sehingga tidak ada bau tidak sedap seperti nelayan umumnya, akhirnya betah deh hehehe :D, dipelabuhan makan empek – empek asli palembang yang kalau makan ternyata diberi mangkok seperti makan bakso dan kuahnya ditaruh biasa bukan seperti di jawa yang kuahnya malah dijadikan semacam kayak caos/sambal hehehehe. 😳
Lanjut ke pekerjaan.
Setelah selesai mencari pengganjal makanan kami bersiap melakukan konfigurasi peralatan mapping disebuah lahan yang luasnya 40 Ha, didekat bibir pantai di desa tersebut. 2 Hari kami gak keluar lahan tersebut kecuali untuk makan, istirahat dan bermalam. Disini jangan berharap makanan murah yah, buat kalian yang hidup di Jawa kalau makan nasi padang hanya 10 ribu sangat bersyukurlah karena disini makan nasi padang 25 ribu minumanya sekitar 7,5 ribu hingga 10 ribu. Emang harus dimaklumi karena di Bangka sendiri harus ambil beras dan lainnya dari Jawa, karena disini jarang sekali petani, adapun ada tapi gak banyak itupun transmigran dari jawa rata – ratanya yang menjadi petani, disini masyarakat memenuhi kehidupan sehari – hari dari tambang timah dan kopra.
Panas dan Pemandangan Langit yang Indah.
Ouh ia karena Bangka Belitung dekat dengan khatulistiiwa disini sangat panas sekali, selain itu siangnya lebih panjang sehingga pada pukul 18.00 WIB disini masih terlihat matahari loh kayak kalau di Jawa timur jam 3 sorean, tapi perlu kalian ketahui disini sunrise dan sunsetnya bagus sekali, selalu ada corak warna merah dan warna kuning yang terlihat, karena saat itu tak hujan.
Istirahat di Pangkal Pinang.
Sebelum pulang balik kepenginapan di pangkal pinang, rencana kita istirahat satu hari sambil nunggu jadwal pesawat karena masih besok terbangnya, kita sempet makan – makan, disebuah resto sederhana, yah lumayan sih harganya buat kita pekerja karena bertiga kena 300 ribu, tak maklumi sih soale nasi padang ajah 25 ribu 😀
Tidak lama – lama di Bangka
Alasan selanjutnya adalah pulang kerumah adalah di Bangka Belitung, makan serba mahal, hehehe rencananya sih setelah pekerjaan selesai mau ke danau kaulin yang ada di pulau belitung dimana lokasi tersebut merupakan rumah dari cerita “Laskar Pelangi” sekaligus kampung halaman Basuki Tjahya purnama (Ahok), sebenernya aksesnya mudah akan tetapi ditinjau dari konsumsi yang yang harus dikeluarkan, selain itu client SEO juga lagi banyak – banyaknya saat itu, serta devotelabels.com dan wovendamask.co.id perlu banyak sekali koreksi. Akhirnya diputuskan langsung pulang ke Jawa Timur.